Perkembangan hyperthyroid bergantung pada penyebab. Pada grave disease yang
merupakan penyebab paling umum pada hyperthyroid adalah disebabkan oleh produksi autoantibodies yang
cara kerjanya menyerupai TSH (berikatan pada membrane yang biasa berikatan pada
TSH). Auto aintibodies jenis IgG ini
disebut sebagai thyroid-stimulating immunoglobulins (TSI) atau
long-acting thyroid stimulator (LATS). Hal ini mengakibatkan peningkatan
produksi Hormon tiroid (T3/T4)
dan menekan produksi TSH. Hormon T3/T4 yang
dihasilkan oleh proses ini tidak bisa dihentikan oleh mekanisme umpan balik
sehingga membuat kadar hormone T3/T4 berlebih dalam tubuh (guyton, 2006).
Pada hyperthyroid yang disebabkan oleh nodular goiter. Nodular goiter
adalah pembesaran goiter akibat peningkatan kebutuhan tyroid (missal pada saat
remaja maupun hamil). Adakalanya pembesaran ini bersifat reversible. Tiroid
yang membesar ini terus memproduksi hormone tiroid. Kondisi ini dinamakan toxic
nodular goiter (corwin 2008)
Penyebab lain adalah ectopic
thyroidhormone–producing tumors, inflammation pada thyroid (thyroiditis), peningkatan TSH yang abnormal, Hashimoto’s
thyroiditis juga meningkatkan produksi hormone tiroid (Hurst, 2008).
Karena cara kerja
hormone tiroid adalah mengatur proses metabolism tubuh maka hypertiroid
menimbulkan effect yang sangat luas pada tubuh. Peningakatan proses metabolisme
dan peningkatan suhu tubuh bisa mengakibatkan intoleransi terhadap panas serta
banyak mengeluarkan serta berpotensi mengalami hiperthermi. Peningkatan
kebutuhan oksigen mengakibatkan peningatan RR.
Proses metabolisme lebih
memecah VLDL dan LDL meningkat (lipolisis) mengakibatkan penurunan berat badan.
Hormone tiroid juga meningkatkan proses glikogenolisis dan glikoneogenesis sehingga
hyperglichemia dan bisa memicu diabetes mellitus
Hyperthyroid juga
meningkatkan proteolysis sehingga massa otot lemah dan kelemahan otot. Dalam
system peredaran darah hypertiroid meningkatkan tekanan sistolik dan
peningkatan kardiak output Hal ini bisa memicu gagal jantung.. Terjadi
pelebaran pembuluh darah peripheral sehingga diginjal meningkatkan GFR dan
renal plasma flow sehingga terjadi poliuri. Pada saluran cerna mengakibatkan
peningkatkan peristaltic dan memicu diare. Di system syaraf terjadi peningkatan
syaraf simpatis serta meningkatkan kerja syaraf di daerah synaptic sehingga tremor,
rasa tegang, emosional.
Gejala lain yang mungkin
timbul terutama pada anak dan remaja adalah gangguan hormone reproduksi. Ini
bisa mengakibatkan gangguan menstruasi, sedangkan pada laki laki bisa terjadi
ginecomastia akibat peningkatan estrogen yang abnormal pada pria (Hurst, 2008).
Pada grave disease
terjadi exophtalmus akibat inflamasi retrobulbar, pembengkakan otot mata,
infiltrasi lymphocytic, akumulasi asam mucopolysaccharides. Hal ini diakibatkan
oleh tiroid autoantigen yang menjalar ke mata. (silbernagl, 2000)
DAFTAR PUSTAKA
brunners, lilan s. dkk. 2009. brunner and suddarth's textbook of medical-surgical nursing. London: Lippincott Williams & Wilkins
Corwin, Elizabeth J.2008. Handbook of Pathophysiology, 3rd Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins
Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of medical physiology.
Philadelpia: Elsevier Inc
Hurst, marlene. 2008. Pathophysiology Review. New York: Mc Graw Hill inc.
Silbernagl, Stefan. 2000. Color Atlas of Pathophysiology. New York:
Elsevier Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar